Dalam medan apa pun, selalu dibutuhkan hadirnya orang-orang yang
sabar. Membangun gedung, merawat tanaman, mendidik anak, mengembangkan
usaha, membina masyarakat, hingga mengelola negara, berlangsung baik
jika dilakukan orang yang punya kesabaran.
Pada semua jenis amal
kebajikan dan kerja kesalehan, kesabaran menemukan keniscayaannya.
Karena, amal adalah suatu proses. Dan, proses itu memerlukan waktu.
Sedangkan, waktu menjadi salah satu batu ujian dalam menentukan tingkat
kesabaran dalam beramal.
Sabar adalah seni dalam beramal. Ia menjadi hiburan spiritual yang membuat
ahlul-'amal justru
bisa merasakan kenikmatan di tengah-tengah lelahnya bekerja dan
beramal. Ia menjadi serum yang membuat para pencinta amal kebal dari
penyakit putus asa dan cepat bosan.
Ia menjadi pil antibiotik
yang bisa membentengi seorang yang beramal dari rasa kesia-siaan ketika
tujuan belum tercapai. Sabar melipatgandakan kekuatan. Dengan kesabaran, 20 orang mukmin akan mampu mengalahkan 200 orang
kafir. Seratus orang mukmin yang sabar akan mampu mengalahkan 1.000
orang kafir.
Allah SWT menegaskan rumusan ini dalam firman-Nya, “
Hai
Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada 20
orang yang sabar di antaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan 200
orang musuh. Dan, jika ada 100 orang yang sabar di antaramu, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan 1.000 orang kafir, disebabkan orang-orang
kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS al-Anfal: 65).
Selemah-lemahnya orang yang sabar, dia tetaplah masih lebih baik dua kali lipat dibanding musuh hingga mampu mengalahkan mereka. Inilah ruh yang harus dimiliki orang-orang mukmin, yaitu ruh
kesebaran. Baik dalam beramal, berjuang, juga dalam menghadapi berbagai
ujian.
Baik ujian menyakitkan, maupun mengenakkan. Keburukan dan kebaikan, dua-duanya ujian dan harus dimenangkan dengan kesabaran.
Ambillah pelajaran dari sejarah Bani Israil yang tidak pernah bisa
bersabar ketika dihadapkan pada keterbatasan hidup dan penderitaan.
Mereka merasa bosan, mengeluh, dan berputus asa. Allah berfirman, “
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: 'Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja...',” (QS al-Baqarah: 61).
Sebaliknya,
ketika dihadapkan pada fasilitas dan kenikmatan hidup, mereka tamak dan
lupa diri. Akhirnya, mereka menjadi lemah semangat dan tak punya nyali
untuk menghadapi musuh.
Semoga Allah memberi kita kesabaran dalam beramal, berjuang, dan dalam menghadapi berbagai ujian. “
Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS al-A'raaf: 126).
Wallahu a'lam.
(Oleh:
Dedi Nugraha)
Title : Sabar Menjadi Kekuatan Dalam Segala Hal
Description : Dalam medan apa pun, selalu dibutuhkan hadirnya orang-orang yang sabar. Membangun gedung, merawat tanaman, mendidik anak, mengembangka...