Al Quran itu terdiri dari jasad dan ruh. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya, “Lahu dzahrun wabathnun” (baginya (Al Quran) mempunyai jasmani (zahir) dan ruhani (batin).” (Syarhussunnah)
Dalam kitab Fadhailul Amal, disebutkan sebagian ulama berpendapat yang dimaksud dengan jasad Al Quran adalah merujuk pada kalimat-kalimat dalam Al Quran yang dapat dibaca dengan baik oleh setiap orang.
Sedangkan, batin (ruh) Al Quran merujuk pada maksud-maksudnya, baik yang tersurat maupun tersirat, yang pemah amannya berbeda sesuai dengan kemampuan pembacanya.
Di antara hikmah adanya jasad dan ruh Al Quran ini untuk menunjukkan kepada kita bahwa Al Quran bukan sekadar kitab bacaan semata, melainkan merupakan kitab pedoman hidup yang harus dijadikan rujukan dalam bersikap dan beramal yang bisa diawali dengan membaca dan memahaminya.
Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan Al Quran dengan menggunakan bahasa Arab, bukan hanya karena Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai orang Arab. Lebih daripada itu, bahasa Arab adalah bahasa yang mudah dipelajari dan dipahami setiap orang dari berbagai suku dan bangsa.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab agar kamu memahaminya.” (QS Yusuf [12]: 2).
Selain itu, Allah SWT menjadikan Al Quran sebagai sesuatu yang mudah dibaca, mudah untuk dipahami, dan mudah untuk dipelajari sehingga dapat memberikan kemudahan kepada kita untuk mengamalkannya.
Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS al-Qomar (54): 17)
Ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Al Quran, akan menjadikan kita mendapatkan ilmu yang luas dan mendalam. Ibnu Masud berkata, “Jika kamu ingin memperoleh ilmu, hendaklah kamu memikirkan dan merenungkan makna-makna Al Quran karena di dalamnya mengandung ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang yang sesudahnya.''
Ketika kita mampu menyatukan jasad dan ruh Al Quran, kitab suci itu akan hidup dalam diri kita yang tergambar dari akhlak-akhlak keseharian kita. Inilah yang dibuktikan Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW digambarkan sebagai sosok Al Quran yang berjalan.
Hal ini ini dinyatakan oleh Aisyah RA ketika ia ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW. Beliau menjawab, “Budi pekerti Nabi SAW adalah Al Quran.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad).
Sebagai seorang Muslim sudah selayaknya kita berupaya menghidupkan jasad dan ruh dari Al Quran agar tidak hanya sebagai bacaan semata, lebih daripada itu dapat menjadi petunjuk bagi kita dalam mengarungi kehidupan dunia ini.
Untuk itu, mari kita upayakan untuk selalu membaca Al Quran dengan sebaik-baiknya dan kita pahami maksudnya. Lalu, berupaya untuk mengamalkannya sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW sehingga jasad dan ruh Al Quran dapat kita amalkan dalam keseharian.
Wallahu a'lam.
(Oleh : Moch Hisyam)
Title : Jasad Dan Ruh Al Quran
Description : Al Quran itu terdiri dari jasad dan ruh. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya, “Lahu dzahrun wabathnun” (baginya (Al Quran)...