Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keberadaan
mushaf Al Quran sangat vital bagi seorang Muslim.
Mushaf itu
bisa menjadi perisai dan wirid hariannya. Apalagi hari ini mushaf
dengan berbagai bentuk cetakannya sangat mudah ditemui. Dari ukuran
besar sampai ukuran saku.
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak memilikinya. Sehingga ke mana pun seorang Muslim pergi,
mushaf Al Quran
seharusnya selalu ada dalam koper, tas, bahkan dalam sakunya. Secara
terus-menerus berdekatan dengan Al Quran membuat Muslim selalu ingat
Allah SWT.
Selain itu,
mushaf Al Quran itu bisa
membantunya mengisi waktu-waktu senggangnya untuk membaca, menghafal,
dan mentadabburinya. Sangatlah indah melihat seseorang yang asyik
membuka mushaf Al Quran ketika tangannya yang satu bergelantungan di
dalam bis.
Sangatlah menenteramkan mendapati seseorang menunggu
kendaraan sambil mulutnya komat-kamit membaca Al Quran. Lebih manis lagi,
bila seorang sopir taksi atau angkot memutar murotal Al Quran untuk
diperdengarkan kepada penumpangnya.
Berinteraksi dengan Al Quran
dalam perjalanan merupakan sunah Nabi Muhammad SAW yang agung. Imam
Al-Bukhari meriwayatkan, Abdullah bin Mugaffal menyatakan pada
Fathu Makkah, dia melihat Rasulullah membaca surat Al-Fath di atas kendaraannya.
Dalam riwayat lain dikatakan, “
Sementara
kendaraannya berjalan. Siapa yang ingin sukses di dunia dan mendapatkan
keberuntungan di akhirat, sebisa mungkin dia harus membaca firman
Tuhannya.''
Ibnu Hibban dan lain-lain meriwayatkan, Rasul bersabda,’’
Dikatakan
kepada sahabat Alquran, pada hari kiamat (dalam riwayat Ibnu Majah:
ketika dia masuk surga) ‘Bacalah dan naiklah. Bacalah sebagaimana kamu
membacanya di dunia karena tempatmu ada pada ayat terakhir yang dahulu
kamu baca.”
Dalam riwayat Hakim disebutkan, Rasulullah bersabda, “
Sahabat
Alquran datang pada hari kiamat, lalu Al Quran berkata ’Ya Tuhanku,
berilah dia perhiasan. Lalu dia diberi mahkota kemuliaan. Kemudian
Al Quran berkata, ‘Ya Tuhanku, ridhailah dia. Lalu dia pun diridhai. Dan
dikatakan kepadanya, ‘Bacalah dan naiklah.’ Dan dia akan bertambah satu
kebaikan untuk tiap-tiap ayat.’’
Sahabat Al Quran
adalah orang yang senantiasa membaca dan mengamalkan isi kitab suci itu.
Dalam sebuah atsar dikatakan, jumlah tingkatan di dalam surga sesuai
jumlah ayat Al Quran yaitu sekitar 6.000 lebih.
Jarak antara satu
tingkat dengan tingkat lainnya setara dengan jarak antara langit dan
bumi atau setara dengan jarak tempuh selama 70 tahun atau 500 tahun.
Perbedaan
antara 70 tahun dan 500 tahun itu bisa dikompromikan yaitu bila yang
pertama dilakukan dengan perjalanan cepat, sedang yang kedua dilakukan
dengan perjalanan lambat.
Siapa saja yang bisa mengamalkan
Al Quran itu secara keseluruhan dan mengamalkannnya, dia akan menempati
tingkatan tertinggi di surga. Sedangkan orang yang membaca satu juz
Alquran maka kenaikan tingkatannya sesuai dengan kadar itu.
Mengingat
mushaf Al Quran itu
sangat mudah didapatkan, alasan untuk tidak berinteraksi dengannnya
tertolak. Dengan mushaf itu, siapapun bisa mencapai derajat tertinggi di
surga. Asalkan, dia mau mengisi waktu luangnya dengan taqarrub kepada
Allah.
Wallahu a'lam.
(Oleh: Muhammad Shobri Azhari)