Sebagai makhluk Allah kita tidak luput dari dosa, maksiat, dan aneka
kesalahan. Di antara makhluk-Nya yang tidak pernah luput tersebut akan
disebut baik jika mereka bersegera bertaubat. Sabda Nabi SAW,
"Setiap
anak Adam pernah berbuat dosa dan sebaik-baik yang berbuat dosa adalah
yang bergera bertaubat." (HR Muslim).
Di antara kebiasaan kita
adalah menganggap enteng dosa kecil, seperti berbohong, gibah (gosip),
dan mengadu domba. Dalam pandangan Rasulullah SAW, menganggap enteng
dosa kecil adalah sebuah respons perilaku yang tidak baik. Bahkan, akan
menjadi dosa besar yang kita anggap dosa kecil tersebut.
Pertama,
jika dilakukan terus-menerus.
"Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui." (QS Ali
Imran[3]:135). Ibnu Qoyyim mengatakan, dosa besar yang hanya dilakukan
sekali lebih bisa diharapkan pengampunannya daripada dosa kecil yang
dilakukan terus-menerus.
Kedua, jika seorang hamba meremehkannya.
Setiap kali seorang hamba menganggap besar sebuah dosa niscaya akan
kecil di sisi Allah, dan setiap kali ia menganggap remeh sebuah dosa
niscaya akan menjadi besar di sisi-Nya. Abdullah bin Mas'ud ra berkata,
"Seorang mukmin memandang dosanya bagaikan gunung yang akan runtuh
menimpa dirinya, sedangkan seorang pendosa menganggap dosanya seperti
seekor lalat yang menclok di hidungnya, cukup diusir dengan tangannya."
(HR Bukhari Muslim). Bilal bin Sa'ad rahimahullah berkata, "Jangan kamu
memandang kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa kamu berbuat dosa
itu."
Ketiga, jika dilakukan dengan bangga atau minta dipuji.
Seperti seseorang yang mengatakan, "Lihat, bagaimana hebatnya saya
mempermalukan orang itu di depan umum?" Atau, seperti ucapan seorang
pedagang, "Lihat, bagaimana saya bisa menipu pembeli itu?"
Keempat,
jika seseorang melakukan dosa tanpa diketahui orang lain lalu ia
menceritakannya dengan bangga kepada orang lain. Rasulullah SAW
bersabda,
"Setiap umatku selamat kecuali orang-orang yang
terang-terangan berlaku dosa. Dan di antara perbuatan terang-terangan
melakukan dosa ialah jika seseorang berdosa di malam hari sementara
Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari ia merobek tirai penutup
itu sambil berkata, "Hai Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu."
(Bukhari-Muslim).
Kelima, jika yang melakukannya seorang alim
yang menjadi panutan. Karena apa yang ia lakukan dicontoh oleh orang
lain. Ketika ia melakukan dosa, maka ia juga mendapatkan dosa orang yang
mencontohnya. Rasulullah bersabda,
"… dan barang siapa memberi contoh
keburukan dalam Islam maka baginya dosa perbuatan itu dan juga dosa
orang yang mencontohnya setelah itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa itu
dari pelakunya." (Muslim).
Dari kelima kriteria ini, sungguh
jika pun itu terjadi tetap akan dipandang baik jika mereka, bersegera
bertaubat; menyudahi semua perbuatan zalimnya dan bersumpah untuk tidak
mengulangi lagi.
Wallahu a'lam.
(Oleh:
Ustadz Muhammad Arifin Ilham)