Kebahagiaan bersama Nabi Muhammad SAW sesungguhnya tak hanya milik para
sahabat dan kaum Muslimin yang hidup di awal periode Islam. Kebahagiaan
itu juga milik semua orang yang beriman kepada beliau, meskipun mereka
tidak pernah bertemu dan melihatnya secara langsung.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasul SAW memberikan penghormatan
lebih besar justru kepada orang-orang Islam generasi belakangan.
Katanya, ''Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku, lalu
berbahagialah (Rasul mengulang tiga kali) orang yang tidak melihatku,
tetapi beriman kepadaku.'' (HR Ahmad dari Abi Sa`id al-Khudri).
Dalam hadis Ahmad yang lain dari Abi Umamah, juga dari Anas Ibn Malik,
diterangkan bahwa penghormatan Nabi itu diungkapkan bukan tiga kali,
melainkan tujuh kali. Pertanyaannya, mengapa Rasul memberikan
penghargaan begitu besar justru kepada orang-orang yang beriman dari
generasi belakangan? Apakah penghormatan itu pantas buat mereka?
Jawabannya, penghargaan itu tentu saja tepat dan pantas buat mereka
karena tiga alasan berikut ini.
Pertama, mereka beriman kepada Rasul meski tak pernah melihat dan
bertemu beliau secara langsung. Mereka tetap beriman meski tidak
menyaksikan wibawa dan mukjizat Rasul dalam kehidupan sehari-hari. Ini
merupakan suatu keutamaan. Di sini, menurut al-Manawi, pengarang Faydh
al-Qadir, terkandung 'kekuatan iman' yang sangat kuat pada kaum Muslim
generasi belakangan.
Kedua, bila kaum Muslim generasi awal mendapat kemuliaan karena fitnah
dan ujian berat yang mereka derita, maka fitnah dan ujian yang sama juga
bisa menimpa kaum Muslim generasi belakangan, bahkan bisa lebih berat
lagi. Ingat sabda Nabi, ''Islam datang sebagai sesuatu yang asing, dan
akan kembali menjadi asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing.''
(HR Muslim dari Abu Hurairah).
Ketiga, penghormatan itu berkenaan dengan peluang dan kesempatan dakwah
yang dimiliki kaum Muslim generasi sekarang. Dengan memanfaatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kaum Muslim sekarang bisa
berdakwah dan mengembangkan Islam secara lebih luas, tak hanya pada
tataran nasional, tapi juga regional dan global.
Dengan begitu, kaum Muslim sekarang bisa memperoleh keutamaan, seperti
kaum Muslim generasi awal, bahkan keutamaan yang lebih besar, asalkan
mereka teguh beriman kepada Rasul, mengikuti ajaran dan sunahnya, serta
berjihad dan mendakwahkan Islam dengan segala kemampuan dan kekuatan
yang dimiliki di tengah-tengah masyarakat yang makin rusak dan jauh dari
petunjuk Islam.
(Oleh :
A Ilyas Ismail)
Title : Berbahagia Bersama Rasulullah
Description : Kebahagiaan bersama Nabi Muhammad SAW sesungguhnya tak hanya milik para sahabat dan kaum Muslimin yang hidup di awal periode Islam. Ke...