Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Nilai kehidupan dunia tidak diukur dari melimpahnya harta, tingginya
jabatan, ataupun kesenangan duniawi belaka, semua itu bersifat
sementara. Karena itu, janganlah menjadikan semua itu sebagai tujuan
akhir dari kehidupan dunia.
Al Quran menggambarkan kehidupan yang menunjukkan hakikat kehidupan
dunia sebenarnya tidak terlena dalam urusan dunia, dan melupakan
kehidupan akhirat.
Pertama, al-la’b wa-lahwu (permainan dan senda gurau). Kesenangan
dunia hanya sebentar, tidak kekal. Untuk itu, jangan mudah terpedaya
olehnya, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Sesungguhnya
kenikmatan dunia itu hanya sebagai penghilang kepedihan, dan tidak lebih
dari permainan dan senda gurau belaka.
Allah SWT berfirman, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari
main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih
baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
(QS Al-An’am [6]: 32).
Kedua, al-zinah (perhiasan). Kehidupan dunia berupa wanita,
keturunan, harta dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang
ternak, sawah ladang, dan sejenisnya hanyalah sebuah perhiasan, bukan
suatu nilai.
Semuanya adalah sarana, bukan tujuan. Allah SWT berfirman, “Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali
Imran [3]: 14).
Ketiga, al-ghurur (tipuan). Penggambaran dunia dengan al-ghurur,
karena dunia dapat menundukkan manusia, membuat mereka condong
kepadanya, dan lalai dari apa ang seharusnya dipersiapkan untuk
menghadap Allah SWT.
Allah SWT berfirman, “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS Ali Imran [3]: 185).
Keempat, al-aradh (harta benda). Harta benda tidak akan kekal dan
tidak akan abadi. Kehidupan dunia datang hanya untuk memberi peringatan
akan ketidak abadiannya (QS Annisa’ [4]: 94).
Rasulullah SAW menegaskan, ”Kekayaan sejati bukanlah terletak pada
banyaknya harta benda, akan tetapi terletak pada kelapangan hati.” (HR
Muslim).
Para penghuni dunia selalu ingin saling berbangga dengan kekayaan,
kekuasaan, kekuatan, keturunan, kedudukan, dan sebagainya. Mereka ingin
menjadi populer dalam urusan dunia, karena ketidaktahuannya.
Sedangkan bagi mereka yang senantiasa waspada dan mengetahui hakikat
kehidupan dunia, akan menjadikannya sebagai jembatan penyeberangan.
Dunia bukan tujuan akhir, tetapi sebagai sarana yang dapat
mengantarkannya menuju kebahagiaan yang hakiki.
Wallahu a’lam.
(Oleh: Imam Nur Suharno MPdI)
Title : Dunia dan Ilusinya
Description : Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nilai kehidupan dunia tidak diukur dari melimpahnya harta, ti...