Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Allah Swt mengaruniakan hamba-hambaNya berbagai macam nikmat yang tidak akan pernah dapat dihitung. Nikmat-nikmat itu tak hanya bersifat materi, namun juga immateri.
Kategori nikmat dalam bentuk harta (maal), akan habis jika kita tidak pandai dalam pengelolaan rezeki Allah. Dengan kata lain, ada ni’mat dari Allah yang kasat mata, namun bernilai ibadah tiada hingga, yakni semangat (ghirah) ibadah.
Dalam satu tahun, Allah Swt pula yang menyediakan beberapa bulan khusus, termasuk di dalamnya rajab, yang disebut sebagai syahrullah (bulan Allah). Selain rajab, Allah juga menjadikan sya’ban, sebagai bulannya Rasulullah (syahru ar-rasuul).
Selain dua bulan tersebut, satu bulan mulia yang jika kita beribadah maka akan dilipatgandakan pahalanya ialah ramadhan. Oleh karenanya, ramadhan disebut-sebut sebagai bulannya umat Nabi Muhammad, sebab di dalamnya terdapat banyak ganjaran pahala yang Allah berikan, jika kita ikhlas beribadah pada-Nya.
Dalam Qs Ali Imran, Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Qs Ali Imran: 133)
Allah membuka surah Ali Imran ayat 133 ini dengan anjuran untuk ‘bersegera’. Bersegera berarti menyegerakan hal-hal baik untuk segera dilaksanakan yang dalam konteks di atas ialah menyegerakan diri meraih ampunan untuk memperoleh surgaNya Allah. Tentu saja, bersegera berbeda dengan ‘cepat-cepat’ atau ‘tergesa-gesa’ yang datangnya cenderung dari setan.
Sedangkan yang dimaksud dengan takwa dalam surah di atas, dijawab Allah pada ayat berikutnya, “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (Qs Ali Imran: 134-135)
Ada lima kategori yang harus disegerakan dalam konteks ayat di atas, yaitu pertama, menafkahkan(harta. Kedua, menahan amarah. Ketiga, memaafkan kesalahan orang lain. Keempat, bertobat saat melakukan perbuatan keji. Kelima, bertobat saat menganiaya diri sendiri. Kelima hal tersebut, Allah anjurkan untuk ‘disegerakan’ terlebih dua hal terakhir di atas, yakni ‘tobat’.
Allah sediakan bulan rajab ini sebagai bulanNya, dalam arti bahwa kita selaku hamba-hambaNya yang mungkin, lebih banyak dosa ketimbang pahala, untuk bersegera datang memohon dan mengharap ampunanNya. Bersegera dalam taubat juga mengandung makna bahwa timbul kesadaran penuh bahwa ‘usia adalah rahasia Allah’.
Saat kita memutuskan untuk ‘menunda’ pertobatan, maka yang ada hanyalah penyelesaian, ketika ternyata, Allah ‘selesaikan’ usia hidup di dunia dalam kondisi belum bertaubat. Dengan kata lain, Allah mengajak hamba-hambaNya untuk segera bertaubat di bulan ini, agar ramadhan mendatang, hati ini sudah diliputi kesucian lahir batin.
Selain kesucian lahir maupun batin, orang-orang yang bersegera mengharap ampunannya, maka akan diganjar surga olehnya. Ganjaran ini dipertegas melalui ayat setelahnya, yaitu, “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (Qs Ali Imran: 136)
(Oleh : Ina Itt)